Minggu, 08 November 2015

Permasalahan Pada Generasi Muda

Latar Belakang
Sejak dulu hingga sekarang ini, pemuda selalu dijuluki sebagai tulang punggung bangsa dan negara. Oleh karena itulah kesuksesan sebuah negara tergantung pada Generasi Muda atau Generasi Penerus yang inovatif dan kreatif. Tetapi juga kehancuran sebuah bangsa disebabkan pula oleh Generasi Penerusnya.

Generasi Muda biasa disebut dengan Remaja. Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.

Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.
Kesalahan Remaja juga bisa diakibatkan oleh kesalahan komunikasi antara pihak yang terkait seperti orangtua, orang tua seharusnya memberikan contoh dan bimbingan kepada anaknya sehingga anaknya bisa menjadi remaja yang mengerti akan hal yang baik dan buruk.

Masalah Generasi Muda
Permasalahan pada Generasi Muda (Remaja) bisa disebabkan oleh dua faktor

1. Faktor Internal
  • Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.
  • Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
  • Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
  • Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
  • Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
  • Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
  • Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
  • Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
  • Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
  • Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan kenakalan remaja.
2.Faktor Eksternal
  • Kurangnya kasih sayang orang tua.
  • Kurangnya pengawasan dari orang tua.
  • Pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
  • Peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.
  • Tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
  • Dasar-dasar agama yang kurang.
  • Tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya – kebasan yang berlebihan
Peran Generasi Muda

Kamis, 01 Oktober 2015

Kepadatan Penduduk

 Latar Belakang

Pada tahun-tahun ini wilayah atau daerah sudah dipenuhi oleh manusia terutama diwilayah perkotaan. Sulit sekali menemukan wilayah yang penduduknya masih minim bahkan sulit sekali menemukan wilayah yang peradabannya masih asri. Hal itu disebabkan karena tidak terkendalinya perpindahan penduduk atau tidak terkendalinya lapangan pekerjaan antara wilayah satu dan wilayah lainnya.
Kepadatan penduduk itu sendiri sangat berdampak pada wilayahnya seperti polusi dan lahan yang semakin menyempit. Saya sangat prihatin sekali terhadap kepadatan penduduk karena kepadatan penduduk sangan berdampak pada lingkungan disekitarnya.

Analisis

Kepadatan penduduk terjadi karena tidak terkendalinya penduduk disuatu wilayah atau daerah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang begitu pesat.
Kepadatan penduduk juga diakibatkan oleh tidak terpenuhnya batas wilayah untuk dihuni oleh manusia (penduduk), contohnya : jika setiap 1 km2 dihuni oleh 200 penduduk, jika melebihi batas tersebut maka akan terjadi ledakan penduduk.

Teori Gravitasi Daya Tarik

Kota suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang meterialistik atau sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non-alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang heterogen dan materialistik dibandingkan dengan daerah belakangnya.

unsur-unsur yang mendukung interaksi masyarakat kota:


  • unsur-unsur fisis, yaitu topografi dan kesuburan tanah serta iklim yang cocok untuk tempat tinggal.
  • unsur-unsur ekonomi, yaitu fasilitas-fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan primer warga kota.
  • unsur-unsur sosial, yang dapat menimbulkan keserasian, ketenangan hidup warga kota.
  • unsur-unsur kultural, seni, dan kebudayaan memberikan semangat dan gairah hidup kota
  • Unsur teknologi , Semakin pesat perkembangan teknologi maka semakin pesat pula perkembangan kota

perbedaan antar dua kota atau antar dua wilayah menyebabkan suatu interaksi, sebab-akibat ataupun suatu fenomena. 
Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru,secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi ini berupa perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung atau berbagai media. 
Interaksi merupakan pengertian yang dikenal dalam sosiologi, sebagai gejala saling mempengaruhi antara individu.